Dataran Tinggi Dieng atau yang lebih dikenal dengan negeri di atas awan, bagi saya bukan sekadar destinasi wisata biasa. Jika ditanya tempat wisata yang paling membekas di hati, pasti saya akan menjawab Dieng.
Sudah dua kali saya pergi ke Dieng dan rasanya tidak pernah bosan. Udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah membuat saya jatuh cinta kepada Dieng.
Tepat pada pertengahan 2012, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki saya ke Dieng. Ketika itu kebetulan sedang berlangsung perhelatan Dieng Culture Festival. Saya pun menyaksikan upacara pemotongan rambut anak gimbal. Upacara ini diadakan satu tahun sekali, di mana anak-anak yang memiliki rambut gimbal, nantinya rambut ini akan dipotong. Konon, jika memotong rambut anak gimbal tidak pada upacara ini, si anak akan menderita sakit.
Selain melihat upacara pemotongan rambut anak gimbal, saya pun berkeliling ke tempat wisata di sekitar Dieng. Seperti Kawah Sikidang, Telaga Warna, Komplek Candi Arjuna, dan Gunung Sikunir.
Ada yang menarik dari Telaga Warna yakni air telaganya yang sering berubah, dikarenakan kadar sulfur belerang di dalamnya. Namun keunikan ini, justru menambah keindah Telaga Warna, bahkan ada sebuah cerita bahwa Telaga Warna ini merupakan tempat mandinya para bidadari. Wah, percaya nggak percaya ya.
Pengalaman berkesan pada perjalanan saya ke Dieng pada 2012 silam adalah untuk pertama kalinya saya menanjak gunung untuk melihat matahari terbit. Karena pertama kali dan tidak ada persiapan sebelumnya, bisa dibilang ya sangat ngos-ngosan ya. Namun, akhirnya saya bisa beradaptasi dengan dinginnya Dieng. Oh iya, sekadar untuk informasi suhu di dataran tinggi Dieng bisa mencapai 0 derajat celcius ketika bulan Juli-Agustus.
Melihat matahari terbit di Gunung Sikunir ini sangat indah. Kabarnya, matahari terbit di Gunung Sikunir paling indah se-Asia Tenggara. Makanya, matahari terbit di Gunung Sikunir memilki julukan Golden Sunrise. Kalau dilihat warna yang berpendar dari matahari yang terbit memang berwarna keemasaan.
Keindahan alam Dieng membuat saya berikrar bahwa saya akan kembali lagi ke Dieng. Dan nyatanya, janji itu terwujud pada tahun 2015. Perjalanan saya ke Dieng pada tahun 2015 akan saya cerita pada post selanjutnya.
No comments:
Post a Comment