Saya ingat, ketika saya membaca sebuah artikel tentang Alex Ferguson di sebuah tabloid, beliau adalah sosok yang disiplin waktu. Selalu datang lebih pagi pada saat latihan bahkan ketika para pemain belum datang. Ibu Ryan Giggs bercerita dia ingat tentang awal mulanya Ryan Giggs bergabung dengan Man. United. Ferguson mengetuk pintu rumahnya dan meminta Giggs untuk bergabung dengan MU. Dari situ, Ibu Ryan Giggs dibuat terpukau dengan kerendahan hati seorang Alex Ferguson.
Nah, di dalam buku Autobiografi Alex Ferguson ini banyak kisah dari seorang maestro pelatih sepakbola, Alex Ferguson. Ferguson menjelasakan awal mulanya kenapa akhirnya dia memutuskan untuk pensiun dari Man.United, "...Dan, saya ingin pensiun sebagai pemenang. Jadi, saya berhenti ketika sedang menghadapi kemenangan". Ketika saya membaca kalimat tersebut, Ferguson mengajarkan kepada saya bahwa ketika ingin berhenti, berhentilah ketika kita diambang kemenangan atau keberhasilan. Jangan mudah putus asa, kita tahu bagaimana Ferguson di awal-awal masa kepemimpinannya di Manchester United. Awal tahunnya di Manchester United memang tidak mengenakkan baginya.
"Kadang kekalahan itu adalah hasil yang terbaik. Bereaksi terhadap masa sulit itu juga baik. Dititik terendah pun kita harus menunjukkan kekuatan. Ada pepatah bagus: Ini cuma satu hari dalam sejarah Manchester United. Dengan kata lain, berjuang kembali naik adalah bagian dari hidup kami. Jika kita lesu sesudah kalah, dijamin kita akan kalah lagi dan lagi."
Itu mungkin yang membuat Ferguson menjadi kuat hingga akhirnya mengakhiri masa kariernya di Man. United. Kekalahan justru memberikan kekuatan untuk bangkit kembali.
Di dalam buku ini, juga dikisah masa kecil Ferguson yang tinggal di Govan, sebuah distrik galangan kapal. Menurut Ferguson karena tempatnya berasal yang membuatnya mencapai apa yang ia inginkan khususnya dalam sepakbola. Ada kutipan bagus yang saya suka,
"Jika Anda memperhatikan orang-orang yang telah berhasil, lihatlah sosok ibu dan ayah mereka, pelajari apa yang mereka lakukan untuk menemukan apa yang menjadi kekuatan dan motivasi mereka. Latar belakang kelas pekerja bukan menjadi halangan bagi banyak pemain terhebat. Sebaliknya, justru latar belakang itulah yang menjadi bagian dari alasan mengapa begitu hebat."
Saya percaya bahwa mereka yang dari kecil sudah diajari bagaimana caranya bekerja dan menghadapi hidup yang keras ini, dia jauh lebih tangguh dan sukses.
Alex Ferguson juga menekankan bahwa dia tidak pernah takut untuk mengambil keputusan, termasuk memecat pemain yang tidak disiplin.
Dan yang paling suka, ternyata Ferguson dan saya mempunyai kesamaan yakni pergi ke bioskop untuk menonton film ketika ingin menyendiri :)
Ya, Ferguson bukan hanya manager sepakbola terhebat sepanjang sejarah. Tapi telah memberikan banyak inspirasi. Dari Ferguson, saya belajar mengenal disiplin waktu, melakukan pekerjaan sampai akhir, bekerja lebih keras dan percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Dan, yang lebih penting jangan pernah takut mengambil keputusan dan jangan terlalu peduli dengan omongan buruk orang lain tentang kita.
Sir Alex Ferguson, memang sosok yang luar biasa :)
No comments:
Post a Comment