Wednesday, October 19, 2016

Anak Gunung Krakatau, Pesona Gunung dan Bahari

Perjalanan saya ke Anak Gunung Krakatau pada Mei 2015 silam, mengakhiri masa hiatus traveling saya. Bersama sahabat saya, Cory Cecilia, untuk pertama kalinya saya menyebrang ke Lampung. Naik  kapal Ferry ini untung-untungan, kadang dapat kapal yang bagus tapi adapula kapal yang jelek dan menurut saya kurang layak untuk ditumpangi.

Pelabuhan Merak – Pelabuhan Bakauheni

Kami nyebrang pukul 01.00WIB dari Pelabuhan Merak  ke Pelabuhan Bakauheni. Waktu tempuh dari Merak Bakauheni sekitar 3 jam. Nasib kurang beruntung dialami saya dan teman-teman saya karena harus menaiki kapal ferry yang kurang layak. Penumpang saat itu penuh sesak, dan kami pun tidak dapat tempat duduk. Alhasil, kami pun akhirnya duduk di musholla. Karena di dalam kabin penumpang sudah sangat penuh.
Sesampainya di pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 4 dini hari. Karena saya pergi dengan konsep backpacker, untuk menuju Dermaga Canti di Lampung Selatan, saya dan teman-teman saya mencharter angkot. Perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni ke Dermaga Canti sekitar 2 jam.

Dermaga Canti
Sampainya di DermagaCanti saya langsung sarapan sambil kenalan dengan teman-teman satu rombongan.
Dari pelabuhan canti ini, nantinya saya dan teman-teman kan pergi ke pulau sebuku kecil untuk snorkling dan pulau sebesi untuk menginap di sana.

Snorkling dan Mendaki Anak Gunung Krakatau

Pesona bawah laut di pulau-pulau sekitar Gunung Krakatau cukup bagus. Namun sayang, saya tidak terlalu banyak snorkling karena alat snorkling yang bocor dan ombak yang cukup besar. Tetapi satu hal yang saya kagumi bahwa pulau-pulau di Lampung bagus sekali. Pasir yang putih sangat memanjakan mata para wisatawan.
Pengalaman yang berkesan ketika hiking ke Anak Gunung Krakatau. Saya dan teman-teman harus berangkat jam 3 pagi untuk menyebrangi lautan untuk menuju lokasi  Anak Gunung Krakatau. Perjalanan yang ditempuh mungkin sekitar 2 jam.
Saya sarankan bagi Anda yang ingin menanjak Anak Gunung Krakatau harus memakai sepatu gunung, karena teksturnya berpasir. Walaupun  tingginya hanya 230 meter diatas permukaan laut, pendakian cukup sulit karena Anda baru melangkah lima langkah tapi harus turun tiga langkah karena landasan yang  berpasir.
Ketika sampai di atas Anak Gunung Krakatau, saya pun bisa melihat hamparan laut yang luas dan pulau-pulau kecil. Matahari pun terbit di antara pulau-pulau kecil tersebut, menambah keindahan alam di Anak Gunung Krakatau.
Sekilas mengenai sejarah Anak Gunung Krakatau, Anak Gunung Krakatau ini terbentuk pada tahun 1927 atau sekitar 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau.  Saat ini, Anak  Gunung Krakatau merupakan gunung aktif.

Meskipun masih tergolong gunung yang aktif,  pontensi wisata di kawasan Anak Gunung Krakatau sangatlah besar. Bukan hanya pengunjung lokal saja, tetapi banyak pula turis asing yang penasaran akan keindahan Anak Gunung Krakatau. 

No comments:

Post a Comment