Perjalanan saya ke Anak Gunung Krakatau pada Mei 2015 silam,
mengakhiri masa hiatus traveling saya. Bersama sahabat saya, Cory Cecilia,
untuk pertama kalinya saya menyebrang ke Lampung. Naik kapal Ferry ini untung-untungan, kadang dapat
kapal yang bagus tapi adapula kapal yang jelek dan menurut saya kurang layak
untuk ditumpangi.
Pelabuhan Merak –
Pelabuhan Bakauheni
Kami nyebrang pukul 01.00WIB dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni. Waktu tempuh dari
Merak Bakauheni sekitar 3 jam. Nasib kurang beruntung dialami saya dan
teman-teman saya karena harus menaiki kapal ferry yang kurang layak. Penumpang
saat itu penuh sesak, dan kami pun tidak dapat tempat duduk. Alhasil, kami pun
akhirnya duduk di musholla. Karena di dalam kabin penumpang sudah sangat penuh.
Sesampainya di pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 4 dini
hari. Karena saya pergi dengan konsep backpacker, untuk menuju Dermaga Canti di
Lampung Selatan, saya dan teman-teman saya mencharter angkot. Perjalanan dari Pelabuhan
Bakauheni ke Dermaga Canti sekitar 2 jam.
Dermaga Canti
Sampainya di DermagaCanti saya langsung sarapan sambil
kenalan dengan teman-teman satu rombongan.
Dari pelabuhan canti ini, nantinya saya dan teman-teman kan
pergi ke pulau sebuku kecil untuk snorkling dan pulau sebesi untuk menginap di
sana.
Snorkling dan Mendaki Anak Gunung Krakatau
Pesona bawah laut di pulau-pulau sekitar Gunung Krakatau
cukup bagus. Namun sayang, saya tidak terlalu banyak snorkling karena alat
snorkling yang bocor dan ombak yang cukup besar. Tetapi satu hal yang saya
kagumi bahwa pulau-pulau di Lampung bagus sekali. Pasir yang putih sangat
memanjakan mata para wisatawan.
Pengalaman yang berkesan ketika hiking ke Anak Gunung
Krakatau. Saya dan teman-teman harus berangkat jam 3 pagi untuk menyebrangi
lautan untuk menuju lokasi Anak Gunung
Krakatau. Perjalanan yang ditempuh mungkin sekitar 2 jam.
Saya sarankan bagi Anda yang ingin menanjak Anak Gunung
Krakatau harus memakai sepatu gunung, karena teksturnya berpasir. Walaupun tingginya hanya 230 meter diatas permukaan
laut, pendakian cukup sulit karena Anda baru melangkah lima langkah tapi harus
turun tiga langkah karena landasan yang
berpasir.
Ketika sampai di atas Anak Gunung Krakatau, saya pun bisa
melihat hamparan laut yang luas dan pulau-pulau kecil. Matahari pun terbit di antara
pulau-pulau kecil tersebut, menambah keindahan alam di Anak Gunung Krakatau.
Sekilas mengenai sejarah Anak Gunung Krakatau, Anak Gunung
Krakatau ini terbentuk pada tahun 1927 atau sekitar 40 tahun setelah meletusnya
Gunung Krakatau. Saat ini, Anak Gunung Krakatau merupakan gunung aktif.
Meskipun masih tergolong gunung yang aktif, pontensi wisata di kawasan Anak Gunung
Krakatau sangatlah besar. Bukan hanya pengunjung lokal saja, tetapi banyak pula
turis asing yang penasaran akan keindahan Anak Gunung Krakatau.
No comments:
Post a Comment